Perubahan besar tidak selalu lahir dari lembaga besar. Kadang, perubahan datang dari sekelompok orang yang percaya bahwa dunia bisa menjadi tempat yang lebih baik, asalkan ada kemauan untuk bertindak, sekecil apa pun itu.
Itulah yang dilakukan Rotary Club of Medan Talent, atau lebih akrab dikenal sebagai Rotalent. Komunitas ini beranggotakan para pelaku seni seperti musisi, penyanyi, dan MC. Jika dulu mereka akrab dengan gemerlap panggung hiburan, kini mereka memilih menyalakan cahaya kepedulian. Dengan membangkitkan mimpi anak-anak di Desa Naga Timbul, Tanjung Morawa, Deli Serdang, agar bisa terus bersekolah dan menggapai cita-cita.
Nama Desa Naga Timbul mungkin terdengar asing bagi banyak orang. Desa kecil ini mayoritas dihuni petani dan buruh yang hidup dalam keterbatasan. Infrastruktur masih jauh dari memadai, transportasi terbatas, dan pendidikan menjadi persoalan utama.
Di desa ini, sekolah hanya tersedia hingga jenjang SMP. Untuk melanjutkan ke SMA, anak-anak harus menempuh perjalanan puluhan kilometer ke kota terdekat seperti di Tanjung Morawa atau Lubuk Pakam. Ketersediaan transportasi umum yang minim membuat sebagian besar anak hanya bisa melanjutkan sekolah jika memiliki kendaraan pribadi. Sedangkan bagi keluarga kurang mampu, sepeda motor pun sudah menjadi kemewahan.
Akibatnya, banyak anak akhirnya berhenti sekolah. Ada yang membantu orang tua di ladang, ada pula yang menikah muda. Bukan karena mereka tidak punya cita-cita, tetapi karena kesempatan itu tidak pernah datang.
Potert kehidupaan pendidikan di desa tersebut, membuat Rotelent tergerak untuk membuat sesuatu bagi yang bermanfaat bagi masa depan pendidikan di sana. “Sekolah-sekolah di sini rata-rata hanya sampai SD atau SMP. Anak-anak harus ke kota untuk melanjutkan sekolah, dan tidak semua keluarga mampu. Dari situlah kami merasa terpanggil,” kata Eric Young, Presiden Rotary Club of Medan Talent periode 2025–2026.
Setelah melakukan kunjungan dan observasi, Rotalent akhirnya menemukan sebuah sekolah kecil yang tetap bertahan di tengah keterbatasan, yaitu Madrasah Tsanawiyah Swasta Sidratul Ulya.
“Kami melihat sendiri bagaimana para siswa tetap datang ke sekolah meski jaraknya jauh dan fasilitasnya minim. Saat itulah kami sadar, mereka hanya butuh kesempatan,” jelas Eric.

Teks Foto : Konser Song for Humanity 2.0. Tahun 2002
Menyadari keterbatas pendidikan di desa tersebut, Pada tahun 2022, Rotalent menggelar konser amal secara daring yang bertajuk SFH 2.0 (Sing From Home). Dari konser ini, mereka berhasil mengumpulkan dana untuk membangun tiga ruang kelas baru dan satu toilet di Madrasah Tsanawiyah Swasta Sidratul Ulya di Desa Naga Timbul, Tanjung Morawa, Deli Serdang.
Berkat kerja sama dengan para donatur dan relawan, ruang kelas baru kini berdiri kokoh, memberi napas baru bagi sekolah yang sebelumnya berjuang dengan keterbatasan. Sekolah tidak lagi hanya menampung siswa Tsanawyah (SMP), tetapi juga mampu membuka jenjang Aliyah (setingkat SMA). Anak-anak desa pun kini tidak perlu meninggalkan kampung halaman demi pendidikan.
Bagi sebagian orang, tiga ruang kelas mungkin terlihat kecil. Namun bagi warga Desa Naga Timbul, ini adalah perubahan besar. Anak-anak kini belajar lebih nyaman dan yang paling penting, punya harapan untuk menatap masa depan melalui pendidikan hingga jenjang Aliyah.
Komitmen Rotalent Medan tidak berhenti di situ. Pada Juli 2025, melalui konser amal Lisvia Song For Humanity 3.0, mereka kembali berhasil mengumpulkan donasi sehingga dapat menambah empat ruang kelas baru. Pencapaian ini bukan hanya membahagiakan para donatur, tetapi juga menyalakan kembali impian anak-anak desa untuk mengenyam pendidikan lebih tinggi.
“Sampai saat ini, Rotalent terus memperhatikan perkembangan Madrasah Sidratul Ulya. Kami juga menjalankan program Rotalent Belajar, di mana relawan memberikan pelatihan soft skill untuk menumbuhkan minat dan bakat anak-anak,” jelas Eric.

Teks Foto : Konser amal Satu Bangsa sebagai cikal bakal Rotalent dicetuskan
Sejarah Berdirinya Rotalent Medan
Pandemi COVID-19 pada 2020 menjadi titik balik bagi komunitas ini. Dunia hiburan mati total. Panggung kosong, acara dibatalkan, dan banyak pekerja seni kehilangan mata pencaharian. Namun, dari krisis itu lahir empati.
Di tengah situasi sulit, mereka berkumpul secara daring dan sepakat untuk bergerak membantu sesama. Yang dimulai dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan konser “Satu Bangsa” yang diselenggarakan oleh Sigalovada Foundation, Pubbarama Budishist Center yang diinisiasi oleh Y.M Banthe Aggacito Tera.
Konser ini sukses dan berhasil mengumpulkan dana ratusan juta, yang kemudian disalurkan untuk masyarakat dan para seniman terdampak pandemi.
“Dari konser “Satu Bangsa” inilah menjadi cikal bakal Rotalent berdiri pada 24 Juni 2020 atau tepatnya pada masa pandemic COVID-19. Kami membentuk Rotalent setelah menerima saran dari bapak Tony Wong, agar kami membentuk klub sosial yang bertujuan menyebarkan kebaikan,” terang Eric.
Terafiliasi dengan Rotary Internasional
Rotalent kini resmi menjadi bagian dari Rotary International, sebuah organisasi kemanusiaan global yang telah berdiri sejak tahun 1905. Rotary International dikenal sebagai salah satu jaringan sosial terbesar di dunia, dengan memiliki lebih dari 1,2 juta anggota yang tersebar di lebih dari 200 negara dan wilayah.
Selama lebih dari satu abad, Rotary telah menjadi wadah bagi para profesional dan pemimpin komunitas untuk berkolaborasi dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.
Berbagai kegiatan yang dijalankan oleh Rotary mencakup beragam bidang sosial, mulai dari pendidikan, kesehatan, pelestarian lingkungan, penyediaan air bersih, perdamaian dunia, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Rotary juga menaruh perhatian besar pada peningkatan kesejahteraan ibu dan anak, karena keduanya merupakan fondasi penting dalam pembangunan generasi yang lebih baik.
Sebagai bagian dari keluarga besar Rotary, Rotalent membawa semangat baru dengan identitasnya yang khas. “Rotalent termasuk salah satu anggota termuda di Medan, bergabung bersama klub-klub Rotary yang lebih senior seperti Rotary Medan, Medan, Rotary Medan Deli, dan Rotary Medan Thamrin,” jelasnya.
Melalui afiliasi ini, Rotalent berharap dapat memperluas jangkauan dan dampak kegiatan kemanusiaannya, sekaligus menghadirkan energi segar bagi gerakan Rotary di Medan dengan pendekatan yang kreatif, kolaboratif, dan penuh semangat.
Fokus Kepada Bidang Pendidikan
Rotalent dikenal memiliki karakter unik dan berbeda dari kebanyakan klub Rotary lainnya. Keunikan tersebut lahir dari latar belakang para anggotanya yang berasal dari berbagai profesi kreatif, mulai dari musisi, penyanyi, penari, hingga pegiat budaya. Perpaduan antara semangat seni dan jiwa sosial inilah yang membuat Rotalent tampil menonjol dan penuh warna dalam setiap kegiatan kemanusiaannya.
Menurut Ecric, klub ini menempatkan pendidikan anak-anak sebagai salah satu pilar utama gerakannya. Fokus ini berangkat dari kepedulian para anggota terhadap masih banyaknya wilayah, khususnya di Medan dan Deliserdang, yang kekurangan fasilitas pendidikan memadai.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Rotalent merumuskan komitmen untuk memberikan kontribusi nyata di bidang pendidikan. Salah satunya melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur sekolah, mulai dari ruang kelas, aula, hingga fasilitas pendukung seperti perpustakaan dan toilet. Tujuannya agar anak-anak dapat belajar di lingkungan yang nyaman, bersih, dan aman.
Selain itu, Rotalent juga menjalankan program “Rotalent Belajar”, yaitu serangkaian pelatihan gratis bagi siswa-siswi di berbagai sekolah. Program ini mencakup pelatihan soft skills seperti public speaking, entrepreneurship, leadership, hingga career option. Melalui kegiatan ini, para siswa diharapkan tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki kepercayaan diri, kemandirian, serta kesiapan menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan.
Langkah berikutnya, Rotalent aktif menjalin kolaborasi dengan lembaga pendidikan, komunitas, serta sektor swasta. Kolaborasi ini bertujuan memperluas dampak sosial yang dihasilkan sekaligus memastikan keberlanjutan berbagai program pendidikan yang telah dijalankan.
Melalui berbagai langkah nyata tersebut, Rotalent membuktikan bahwa seni dan kepedulian sosial dapat berjalan beriringan. Dengan semangat kolaborasi dan kreativitas, para anggotanya terus berupaya memberikan warna positif bagi dunia pendidikan dan masa depan anak-anak Indonesia.
Ketika ditanya apa yang membuat mereka terus bergerak, Eric Young tersenyum. “Kami semua berasal dari dunia hiburan. Dulu, tugas kami membuat orang tertawa atau terhibur. Sekarang, kami ingin membuat orang punya alasan untuk tersenyum, bukan karena hiburan, tapi karena harapan,” tutupnya. *Becks