Akibatnya, banyak anak akhirnya berhenti sekolah. Ada yang membantu orang tua di ladang, ada pula yang menikah muda. Bukan karena mereka tidak punya cita-cita, tetapi karena kesempatan itu tidak pernah datang.
Potert kehidupaan pendidikan di desa tersebut, membuat Rotelent tergerak untuk membuat sesuatu bagi yang bermanfaat bagi masa depan pendidikan di sana. “Sekolah-sekolah di sini rata-rata hanya sampai SD atau SMP. Anak-anak harus ke kota untuk melanjutkan sekolah, dan tidak semua keluarga mampu. Dari situlah kami merasa terpanggil,” kata Eric Young, Presiden Rotary Club of Medan Talent periode 2025–2026.
Setelah melakukan kunjungan dan observasi, Rotalent akhirnya menemukan sebuah sekolah kecil yang tetap bertahan di tengah keterbatasan, yaitu Madrasah Tsanawiyah Swasta Sidratul Ulya.
“Kami melihat sendiri bagaimana para siswa tetap datang ke sekolah meski jaraknya jauh dan fasilitasnya minim. Saat itulah kami sadar, mereka hanya butuh kesempatan,” jelas Eric.

Teks Foto : Konser Song for Humanity 2.0. Tahun 2002
Menyadari keterbatas pendidikan di desa tersebut, Pada tahun 2022, Rotalent menggelar konser amal secara daring yang bertajuk SFH 2.0 (Sing From Home). Dari konser ini, mereka berhasil mengumpulkan dana untuk membangun tiga ruang kelas baru dan satu toilet di Madrasah Tsanawiyah Swasta Sidratul Ulya di Desa Naga Timbul, Tanjung Morawa, Deli Serdang.